![]() |
(Gambar: Foto Kelompok PKM-P dan Karyanya, Sumber: RIza Anja) |
Banda Aceh, www.industrialtimes.net,- Mahasiswa
Universitas Syiah Kuala yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa
bidang Penelitian (PKM-P) melakukan penelitian untuk pemanfaatan kertas bekas
menjadi Agregat Ringan sebagai alternatif material beton ringan.
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa
jurusan Teknik Sipil yang beranggotakan Muhammad Ikhsan Maulana sebagai Ketua
Tim, serta Yuliana dan Muhammad Riza Fahlevi sebagai anggota tim dibawah
bimbingan Bapak Dr. Ir. Mochammad Afifuddin, M.Eng.
“Ide
dari pembuatan inovasi agregat ringan ini dilakukan mengingat jumlah agregat
untuk membuat beton semakin hari semakin berkurang karena agregat merupakan
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sementara penggunannya terus
meningkat seiring peningkatan pembangunan insfrastruktur di Indonesia,” kata
Muhammad Ikhsan Maulana.
“Beton ringan ini dibuat dari limbah
kertas dan abu sekam padi sebagai pozolan. Pemilihan limbah kertas dan abu
sekam padi dikarenakan untuk mengurangi jumlah limbah tersebut yang merupakan
permasalahan lingkungan. Kami ingin mengatasi permasalahan lingkungan dengan
memberi solusi berdasarkan background
kami sebagai teknik sipil yaitu memanfaatkannya sebagai material dalam
pembuatan beton”, tambahnya.
“Mengapa inovasi agregat untuk beton
ringan? Karena beton ringan merupakan salah satu alternative untuk bahan
konstruksi bangunan di daerah rawan gempa, salah satunya adalah Aceh. Hal ini
terjadi karena besarnya gaya gempa yang diterima suatu bangunan tergantung dari
besarnya percepatan gempa dibagi berat total dari bangunan itu sendiri. Hal ini
dikarenakan gaya yang diterima oleh bangunan adalah berbanding lurus dengan
percepatan gempa dikali massa. Percepatan gempa tidak
bisa kita ubah dan kita prediksi besarnya karena ini berasal dari Yang Maha
kuasa. Tetapi peluang kita hanya bisa mengurangi gaya gempa adalah pada
massanya. Sehingga pemakaian beton ringan dapat mengatasi hal tersebut.
Belakangan
ini banyak penemuan mengenai pembuatan beton ringan baik dengan melalui
penggunaan steroform maupun menggantikan pasir dengan menggunakan abu sekam
padi. Sehingga kami berinisiatif untuk menggantikan posisi material berupa
kerikil dan pasir pada beton dengan memanfaatkan limbah kertas yang semakin
lama semakin meningkat.
“Sebelumnya
banyak yang sudah memanfaatkan kertas untuk pembuatan beton ringan tetapi
kertas tersebut hanya digunakan untuk menggantikan posisi pasir bukan kerikil,
dan pembuatan nya hanya sampai pembuatan bubur kertas nya saja tetapi kami
berinisiatif untuk menjadikan kertas sebagai kerikil” jelas Ikhsan
Berdasarkan
SNI-03-3449-2002 disebutkan bahwa agregat ringan adalah agregat dengan berat
isi kering gembur maksimum 1100 kg/m3 (1,1 gram/cm3), dan
setelah kami uji ternyata berat dari agregat kertas sekitar 1138 kg/m3.
“Setelah kami melakukan mix desain
ternyata hasil beton yang kami buat menghasilkan berat jenis bekisar 1650 kg/m3
dan berdasarkan SNI-03-3449-2002 disebutkan bahwa untuk konstruksi bangunan
struktural, beton ringan memiliki berat berkisar antara 1400-1850 kg/m3” ungkap Ikhsan.
Ikhsan mengatakan bahwa perkembangan
teknologi terus berkembang dan sebagai generasi penerus bangsa harus berfikir
kedepan dengan mencari inovasi baru untuk menghasilkan beton ringan yang ramah
linkungan dan dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: Kiriman Press Release Riza Anja
Posting Komentar