Nagan Raya, industrialtimes.net- Asam sunti merupakan bumbu dapur yang sering digunakan masyarakat
Aceh untuk memasak berbagai keperluan pembuatan masakan khas Aceh. Pada
lazimnya, asam sunti yang merupakan olahan dari belimbing wuluh (Avverhoa Bilimbi) yang telah
dikeringkan dan diberi garam ini dijual kepada masyarakat berbentuk asam pipih,
bertekstur kenyal dan berwarna coklat.
Akan tetapi, kini mahasiswa Teknik Kimia Unsyiah melakukan
inovasi dengan cara membuat asam sunti tersebut menjadi bubuk. Perubahan
tekstur ini dilakukan dengan menggunakan alat tray dryer dan spray dryer.
Asam sunti bubuk ini dibuat untuk meningkatkan nilai estetika dari asam sunti
itu sendiri. Dengan adanya asam sunti bubuk ini diharapkan akan memudahkan
masyarakat untuk membawanya kemana saja karena masa simpan dari asam sunti
bubuk tersebut lebih lama dari asam sunti pada umumnya.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dengan pembiayaan yang
diberikan oleh Dikretorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) melalui Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian eksakta. Tim ini diketuai
oleh Fivan Afdha Pramesthy dan empat anggotanya yaitu Fahliza Meutia, Adela
Rinaldi, Siti Maysarah, dan Winda Lestari yang dibimbing oleh Dr. Sri mulyati
S.T., M.T .
"Saya berharap dengan adanya asam sunti bubuk ini tidak
hanya dikenal oleh masyarakat lokal namun dapat dikenal oleh masyarakat
internasional karena asam sunti bubuk dapat dengan mudah dibawa dan umur simpan
yang lebih lama" ujar fivan selaku ketua dalam pkm ini.
Pada tahap selanjutnya, PKM yang diketuai oleh Fivan Afdha ini
akan bersaing pada Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke 30 yang berlangsung di
Universitas Muslim Indonesia, Makasar pada (23-28/08).
Sumber : Press
release tim PKM
Editor :
Satria Arif Hidayat
Posting Komentar