![]() |
Photo bersama Delegasi dan Perwakilan Pimpinan Unsyiah |
Banda Aceh, www.industrialtimes.net-
Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, bersama dengan perwakilan badan
pelaksana KKN dan kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Syiah kuala, mengadakan pelepasan delegasi KKN Kebangsaan dan KKN Bersama
perwakilan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tahun 2017. Acara ini dilaksankan
di ruang kerja Wakil Rektor III pada Senin (17/07).
Pada tahun ini, Unsyiah mengirimkan 10
delegasi KKN tingkat nasional. Diantaranya 5 orang delegasi KKN kebangsaan ke
Gorontalo yaitu Ali Akbar Rafsanjani (Ilmu Kelautan), Cut Riski (Pendidikan
Kimia), Dian Zahlina (Pendidikan Dokter Hewan), Ferina Mega Silvia (Pendidikan
Dokter) dan Recha Ariska (Akuntansi). Sisanya, 5 orang delegasi KKN bersama ke
Bangka Belitung yaitu Maulidar Agustina (Ekonomi Islam), Silmiati Hamzah (Agribisnis),
Sri Andini (Akuntansi), Nining Surliani (PGSD) dan Maida Yanti (Budidaya Perairan).
Ali Akbar Rafsanjani, ketua delegasi KKN
kebangsaan Unsyiah tahun 2017 mengatakan bahwa, KKN Kebangsaan adalah program KKN
yang diselenggarakan oleh KEMENRISTEKDIKTI. Tema yang di angkat tahun ini
adalah konservasi lingkungan berbasis pemberdayaan pangan di Kabupaten Bonebolango,
Sulawesi. Universitas yang berpartisipasi berjumlah 53 universitas dari seluruh
Indonesia, bahkan ada Universitas luar Indonesia seperti Malaysia dan Jepang.
Selain KKN kebangsaan, Unsyiah juga
mengirim delegasi KKN Bersama BKS PTN Wilayah Barat. Sri Andini, ketua delegasi
KKN Bersama mengungkapkan bahwa KKN bersama berbeda dengan KKN kebangsaan.
Dimana, peserta KKN bersama ini hanyalah 27 PTN wilayah barat Indonesia. Tema
KKN ini adah "bersama membangun keunggulan desa, memperkokoh persartuan
bangsa. Dalam pelaksanaan KKN ini, nantinya bisa mendapatkan hasil dari pemikiran mahasiswa yang melaksanakan
KKN di 5 desa seperti paya benua, gunung muda, rukam, penyamun dan cengkong
abang dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah maupun masyarakat dalam pembangunan desa khususnya Kabupaten Bangka.
Baik Ali, Sri dan teman-teman delegasi
lainnya mengaku bahwa menjadi kebanggaan tersendiri bisa terpilih sebagai delegasi
Unsyiah untuk melakukan pengabdian masyarakat secara nasional.
Dalam acara pelepasan, Dr.Ir. Alfiansyah
Yulianur BC selaku Wakil Rektor III, memberikan nasehat kepada semua delegasi.
"Sebelumnya, saya ingin mengucapkan
selamat kepada kalian semua, 10 orang delegasi dari Unsyiah yang akan melakukan
pengabdian di Gorontalo dan Bangka belitung. Sebelum berangkat, ada beberapa
hal yang perlu saya sampaikan kepada kalian. Pertama, kalian perlu mengetahui
bahwa saat ini, Universitas Syiah kuala merupakan salah satu dari tiga
Universitas luar Pulau Jawa yang sudah
berakreditasi A oleh BAN-PT. Banyak mahasiswa kita, ketika sudah keluar Aceh
merasa minder dengan Unsyiah. Agar kalian tetap semangat, yang paling penting
adalah kenali dulu diri kalian. Saat ini Unsyiah sedang menjadi contoh bagi
Universitas lain, bahkan menteri pun, menyuruh Universitas lain yang
berakreditasi B untuk belajar dari Unsyiah. Karena tidak pernah terjadi sebelumnya,
dari akreditasi C, kita bisa langsung meraih akreditasi A. Tentu saja ini
berkat kerja keras semua civitas akademika Unsyiah baik mahasiswa, dosen, staff, dan lain sebagainya. Oleh karena
itu, kalian harus bangga menjadi bagian dari Unsyiah, tapi harus tetap rendah
hati. Yang kedua, nanti disana pasti banyak program-program yang akan
dijalankan. Nah, kalian harus aktif. Jalankan semua program sesuai dengan
kapasitas dan kemampuan kalian. Jangan malas dan menganggap kalian tidak mampu
untuk mengerjakannya. Apa yang kalian dapat selama ini dikampus, harus kalian
terapkan. Jangan menganggap remeh diri kalian sendiri, keluarkan semua ide-ide
kreatif yang kalian punya. Dan yang terakhir, kalian harus selalu camkan bahwa
Aceh merupakan serambi Mekah. Kita merupakan provinsi pertama di Indonesia yang
menerapkan syariat Islam secara formal dalam pemerintahan. Kekaffahan syariat
Islam yang kalian terapkan di Aceh, harus kalian jaga kemana pun kalian pergi.
Jaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan ketika kalian disana, jangan
sampai ikut-ikutan hal yang tidak baik. Jika disana ada yang mengajak
pesta-pesta atau minum minuman haram, jangan sampai terbawa arus. Ingat, bukan
untuk ria, tapi tunjukkan bahwa Aceh benar-benar menerapkan syariat Islam dan
jaga marwah Aceh", ujar Wakil Rektor III kepada sepuluh delegasi.
Ia juga berpesan kepada seluruh delegasi
untuk tetap menjaga nama baik almamater.
Rilis: Maulidar Agustina
Editor:
Satria Arif Hidayat
Posting Komentar