![]() |
Jumpa persKEMENRISTEKDIKTI bertajuk Coffee Morning (Sumber:http://belmawa.ristekdikti.go.id) |
Jakarta, Belmawa– Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
turut terlibat dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini.
Sebelum peringatan pada 2 Mei 2017 mendatang yang akan diselenggarakan di
Surabaya, pagi tadi telah dilakukan jumpa pers bertajuk Coffee Morning Pra
Peringatan Hardiknas, di Gedung D Ristekdikti. Dalam acara tersebut, dijelaskan
mengenai tema Hardiknas 2017, yaitu “Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi
untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi”.
“Saat
ini, riset di perguruan tinggi Indonesia belum ada kaitannya dengan industri,
maka dari itu pemerintah akan memfokuskan proses pendidikan dan penelitian agar
lebih memperhatikan dunia kerja dan industri, sehingga nanti lulusan perguruan
tinggi akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya,” tegas
Direktur Jenderal Kelembagaan Kemenristekdikti Patdono Suwignjo dalam sambutannya.
Menurut
Patdono, perguruan tinggi dengan dunia industri saat ini belum ada relevansi
yang kuat. Masih banyak lulusan perguruan tinggi yang belum mendapatkan
pekerjaan, dan banyak sekali lulusan yang mendapatkan pekerjaan tidak sesuai
dengan bidang ilmu yang telah dipelajari selama berkuliah. Dengan kata lain,
perguruan tinggi belum dapat memerankan dirinya sebagai agent of economic
development disamping agent of education dan agent of research and development.
“Targetnya
adalah pada akhir 2019 tidak boleh ada lulusan politeknik yang menganggur, dan
mereka harus mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya,” lanjutnya.
Sementara
itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti menyampaikan
bahwa saat ini belum memiliki grand design terkait kebutuhan tenaga kerja,
sehingga banyak perguruan tinggi yang menerima mahasiswa tanpa melakukan
pemetaan kebutuhan, ketersediaan, dan kesenjangan tenaga kerja di bidang-bidang
terkait, seperti di tenaga kependidikan (guru), insinyur, dan kesehatan.
“Hasil
Ujian Nasional siswa sekolah sangat erat kaitannya dengan hasil uji kompetensi
guru, sehingga perlu adanya intervensi pada uji kompetensinya, termasuk dalam
menganalisis dan memetakan kesenjangan guru, baik secara kuantitas maupun
kualitas,” jelas Ali Ghufron. Karena itu menurutnya sudah saatnya menyusun peta
kebutuhan tenaga kerja di Indonesia. Atas dasar peta kebutuhan tenaga kerja
itulah kemudian perguruan tinggi bisa membuka program studi lengkap dengan
berapa kuota mahasiswa yang diterima.
Dalam
kesempatan tersebut, dijelaskan pula bahwa budaya masyarakat Indonesia masih
cenderung mengejar gelar, bukan mengejar kompetensi. Budaya tidak produktif
tersebut secara nasional tidak membantu menciptakan tenaga kerja produktif.
Oleh karena itulah pemerintah terus menerus berupaya untuk mensosialisasi
pentingnya pendidikan vokasi.
“Upaya
pemerintah harus diimbangi dengan upaya industri untuk mengakui bahwa lulusan
pendidikan vokasi memiliki kompetensi untuk bekerja dalam bidang industri.
Dengan demikian diharapkan masyarakat akan lebih sadar dan semakin tertarik
untuk mendaftar pendidikan vokasi,” tegas Patdono.
Seluruh
upaya meningkatkan mutu perguruan tinggi tentunya memerlukan sistem penjaminan
mutu yang memastikan akreditasi perguruan tinggi dan program studi di dalamnya.
Oleh karena itu, pada peringatan Hardiknas nanti Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan akan meluncurkan Klinik Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) Mobile, dimana seluruh penggiat mutu di perguruan tinggi dapat
berintegrasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Tidak
hanya Klinik SPMI Mobile, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
juga akan meluncurkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang
bertujuan untuk menilai kompetensi capaian seseorang, baik melalui pendidikan
formal, non formal, maupun pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya,
melalui pengalaman yang menciptakan keterampilan, untuk dapat diakui dan
ditempatkan pada jenjang kualifikasi pada KKNI.
Puncak
acara Hardiknas akan dilaksanakan di gedung Pusat Riset ITS yang akan
diresmikan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir pada 2 Mei 2017. Pada tempat
tersebut juga akan diluncurkan beberapa program unggulan baru kementerian,
antara lain adalah Teaching Industry, Pendidikan Profesi Guru (PPG), Portal
Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI), SISTER (Sistem Informasi Terintegrasi), serta
Grand Desain SDM Tenaga Kependidikan, Insinyur, dan Kesehatan.
(DRT/Editor/HKLI)
Sumber berita: http://belmawa.ristekdikti.go.id/2017/04/28/belmawa-luncurkan-dua-program-unggulan-pada-hardiknas-2017/
Posting Komentar