![]() |
Logo ICN 2017 |
Banda Aceh, Industrialtimes.net- Untuk menjadi mahasiswa
berprestasi bukanlah sekedar dengan sibuk belajar di kampus saja, namun juga
bisa menjadi sosok yang aktif dan ikut serta dalam berbagai kegiatan diluar
perkuliahan. Hal ini dicerminkan oleh Riki Muhamanda, sebagai delegasi Aceh dalam ajang ICN (Indonesian Culture and Nationalism) yang
berhasil menjadi pemenang proyek sosial dalam bidang pendidikan dengan ide
proyeknya yakni U.S Goes to Children.
ICN sendiri merupakan sebuah acara kepemudaan berskala
nasional yang diselenggarakan oleh Student Board Universitas Prasetiya Mulya
berupa ajang perlombaan dimana setiap peserta akan diminta untuk mengajukan
proyek sosial yang ingin mereka laksanakan.
“Saya ingin membawa U.S Goes to Children ke tingkat
nasional, agar proyek sosial ini dapat menjadi yang terbaik di bidang
pendidikan, dan untuk kelancaran proyes sosial ini juga”, tutur Riki saat ditanya
soal motivasinya.
U.S Goes to Children
sebagai kegiatan yang dicetus oleh Riki Muhamand bertujuan untuk mengajarkan
anak – anak desa bahasa inggris secara gratis, dengan metode “fun-game awards”.
U.S sendiri yang berarti University
Student akan manjadikan mahasisiwa sebagai subjek utama dalam pelaksanaan
proyek sosial ini.
Dalam ajang ICN ini, Riki harus bersaing dengan
delegasi dari 33 provinsi lainnya. “Kalau menurut saya bukan main ketatnya
persaingan disana. Ide-ide mereka luar biasa semua, ada yang ingin melakukan
pendidikan komputer untuk pemuda desa, ada yang ingin ngajar sambil travelling
ke pulau-pulau terpencil, dan lain-lain ” tutur Riki.
Dia juga menambahkan bahwa para peserta rela untuk tidak tidur sampai
larut malam demi mempersiapkan presentasi yang maksimal. “Saya sendiri sampai
jam 2 malam untuk fokus latihan presentasi saja” ungkapnya.
Pada tahun ini, ICN mengundang 9 public figure untuk menjadi pembicara
dalam acara puncaknya, yakni ICN Frestival. Adapun para pembicara tersebut
adalah Slamet Rahardjo, Ayu gani, Tompi, Taufik Udjo, Putra Nababan, Alfito Deannova,
Irjen Pol Boy Rafli Amar, dan Yenni Wahid. Menteri PSDM yakni Ignasius Jonan juga
turut diundang dalam acara tersebut, namun sayangnya beliau tidak dapat hadir
pada saat acara.
Walaupun menteri PSDM tidak dapat hadir, bagi Riki
ada momen lain yang sangat berkesan olehnya. “Momen ketika diskusi kebangsaan
adalah momen yang paling special, dimana seluruh delegasi saling menyetukan
pendapat akan permasalahan nasional yang sedang dibahas”, tutupnya. (FMR)
Editor :
Fariz Aulia Alzi
Posting Komentar