Banda Aceh, Industrial.net – Tanggapi kebijakan skorsing
Rektor terhadap mahasiswa Unsyiah, para perwakilan mahasiswa lakukan audiensi. Hal
ini dilakukan pada Kamis (8/10) di Rektorat Unsyiah. Direncanakan audiensi ini
akan dihadiri oleh perwakilan BEM, DPM dan MPM Unsyiah serta mahasiswa yang
diskors dan Rektor sendiri.
Audiensi menjadi keputusan yang diambil oleh perwakilan
mahasiswa menyangkut kebijakan skorsing pada delapan mahasiswa FISIP dan dua
mahasiswa Psikologi Unsyiah. Hal ini diambil sebagai langkah damai karena
apabila langsung menentang, dikhawatirkan akan memperburuk suasana. Perwakilan
mahasiswa turut menghadirkan mahasiswa yang terkena skors pada audiensi
sehingga mereka bisa bicara baik-baik dengan Rektor secara langsung.
“Audiensi ini juga turut menghadirkan mahasiswa yang terkena
skorsing, agar mereka dapat menjelaskan keadaan lapangan saat acara dan alasan
mereka. Kalau bagus pemahamannya ke Rektor, siapa tau akan ada solusi lain. Baik
itu diringankan hukuman skorsing atau seperti apa. Meski kita juga tidak bisa
menjamin hasilnya nanti.” Ujar Imam Muslim selaku ketua MPM Unsyiah.
Imam juga mengaku sebagai perwakilan mahasiswa, mereka akan
berusaha menyelesaikan permasalahan ini. Apabila audiensi pertama ini tidak
menghasilkan titik temu, maka para perwakilan mahasiswa akan kembali
mendiskusikan langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Karena sebagai
perwakilan dari mahasiswa, apapun yang dilakukan harus didiskusikan agar searah
dan sejalur dengan semua perwakilan
fakultas.
Mendengar argumen mahasiswa yang mempertanyakan sikap BEM
dan perwakilan mahasiswa yang tidak terlihat mengenai isu ini, Cut Septya
Mauliza, selaku ketua DPM Unsyiah menyatakan bahwa mereka sebenarnya sudah
mulai bergerak.
“Saya pribadi sebagai mahasiswa FISIP sudah menjumpai PD III untuk
mencari tahu penyebab skorsing delapan mahasiswa FISIP. Kami sebagai perwakilan
mahasiswa juga melakukan koordinasi
dengan Kementrian Dalam BEM Unsyiah untuk dapat bertemu dengan Rektor. Namun,
dengan kondisi Rektor yang sebelumnya masih berada di Jakarta, maka hari inilah
baru dapat dilakukan audiensi. Audiensi ini juga bisa dikatakan mendadak karena
memang disesuaikan dengan jadwal Rektor.” Tanggapnya.
“Sebenarnya kami sudah mulai bergerak menanggapi isu
skorsing ini. Namun, kami harus mengkaji terlebih dahulu permasalahannya. Kami
sudah berdiskusi dengan perwakilan setiap fakultas.” Imam menambahkan.
Mencoba lebih peka, perwakilan mahasiswa berharap mahasiswa
yang terkena skors dapat melapor dan menceritakan keadaan mereka. Sehingga
diharapkan pula perwakilan mahasiswa lebih optimal dalam membantu mahasiswa
menyuarakan pendapatnya. [TAW]
Posting Komentar