![]() |
Scrapbook ©kompasmuda.com |
Jakarta Barat, IndustrialTimes.net - Pada era digital,
kita semakin jarang mencetak foto untuk diabadikan. Kenang-kenangan lebih
sering disimpan dalam media digital. Namun, beberapa tahun terakhir ini
”scrapbook” memberikan nuansa berbeda untuk menyimpan foto kenangan.
Awalnya scrapbook merupakan album foto dengan
tempelan kertas bergambar dan berwarna-warni. Beberapa lembar halaman dalam
album bisa berisi foto, cerita, puisi, dan dokumen yang berkaitan dengan foto
yang terpampang. Hiasannya bergantung kreativitas kita, bagaimana membuat album
itu menjadi semakin menarik.
Untuk membuat scrapbook, kita bisa mulai
merancang dengan mengumpulkan foto-foto, tulisan, serta dokumen yang terkait.
Misalnya, kita mau membuat scrapbook tentang liburan bersama teman-teman di
Bali. Kita bisa mengumpulkan foto-foto, puisi atau kesan, tiket perjalanan, dan
segala hal yang mau dimuat dalam album itu. Kemudian kita susun halaman
semenarik mungkin. Untuk jumlah lembar halaman, bergantung kita ingin membuat
seberapa banyak.
Setelah
merencanakan isi album, dilanjutkan memilih kertas bermotif, aksesori untuk
hiasan, serta menyiapkan alat-alatnya, seperti gunting, cutter, dan pelubang
kertas dengan berbagai bentuk. Untuk membuat scrapbook memang dibutuhkan
ketekunan kita, apalagi menggunting gambar-gambar kecil yang akan ditempelkan
pada kertas bermotif.
BEBERAPA TRIK
Ada beberapa trik khusus untuk membuat
scrapbook. Sebelum menempelkan kertas atau foto, kita harus mendesain terlebih
dulu. Jangan sampai kertas yang sudah menempel dibuka kembali karena akan
merusak kertas motif yang dipakai sebagai frame atau kerangkanya. Scrapbook
yang memiliki banyak hiasan akan tampak lebih meriah dan menarik. Kini di
toko-toko scrapbook banyak tersedia hiasan yang ditawarkan, seperti gambar
binatang, bunga, bintang, dan berbagai bentuk buah-buahan. Bahannya pun
beragam, mulai dari kertas, kain flanel, sampai logam.
Kini bukan hanya
dalam bentuk album, scrapbook juga bisa berupa selembar kertas yang berisi
foto-foto serta berbagai aksesori hiasan yang dibingkai dalam pigura. Setiap momen
berharga, seperti ulang tahun, perpisahan, atau perjalanan, bisa kita tuangkan
dalam bentuk scrapbook.
Siswa SMA Harapan Bangsa Tangerang, Vittha
Garnesia, pernah membuat scrapbook yang dipersembahkan kepada sang guru saat
kenaikan kelas XI. ”Bikinnya sih enggak susah karena aku sudah terbiasa
mendesain. Kami berburu ornamennya di toko buku, sedangkan kertas bermotif kami
cari lewat internet, kemudian dicetak sendiri,” ujar Vittha.
PELUANG USAHA
Peminat scrapbook semakin banyak, mulai dari
anak muda sampai ibu-ibu. Toko-toko scrapbook juga semakin mudah ditemukan di
pusat perbelanjaan. Kita bisa memilih kertas impor atau lokal. Tentu saja
kertas impor lebih mahal harganya.
Setiap toko bisa
menawarkan ratusan kertas bermotif. Misalnya, Paper Studios yang memiliki
beberapa gerai di Jakarta, salah satunya di Gandaria City, Jakarta Selatan. Di
toko itu, kertas bermotif ditawarkan Rp 9.000 sampai Rp 18.000.
Sementara aksesori
hiasan dibanderol dengan harga Rp 10.000 sampai Rp 30.000. Ada pula alat
pelubang kertas dengan gambar binatang, bunga, dan bentuk lainnya yang lucu.
Mila dari Paper Studios mengatakan, tokonya tidak hanya menyediakan berbagai
kebutuhan untuk membuat scrapbook, tetapi pelanggan juga bisa memesan scrapbook
sesuai keinginan. Scrapbook yang dibuat dalam frame dijual Rp 200.000-Rp
250.000. ”Banyak juga orang yang pesan. Kalau ada pengunjung yang mau bikin
sendiri di sini juga bisa, nanti ada guru yang mengajari membuat scrapbook,”
ujar Mila.
PERKEMBANGAN SCRAPBOOK
Perkembangan scrapbook juga memunculkan peluang
usaha kecil menengah. Tak harus mempunyai toko untuk menawarkan hasil karya
scrapbook kita, tetapi bisa dijual melalui online. Usaha lewat online tersebut
salah satunya dilakukan sekelompok mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas
Airlangga, Surabaya. Lisa Rosalina dan teman-temannya membuat desain scrapbook
dengan modal awal Rp 2 juta. Modal itu dipakai untuk membuat 500 lembar
scrapbook dengan beragam desain. Produknya diberi nama Popyca.
”Sasaran kami siswa
SMA dan mahasiswa yang suka membuat scrapbook, tetapi dananya terbatas. Kami
menawarkan kertas bermotif dengan harga murah, Rp 4.000 per lembar,” ujar Lisa.
Untuk menarik
perhatian pembeli, ia membuat beberapa contoh scrapbook karya timnya, lalu
diunggah di situs Popyca. ”Lumayan juga sudah banyak (scrapbook) yang terjual.
Kami sedang mencari tambahan modal supaya bisa membuat kemasan kertas lebih
bagus dan menarik,” ujarnya.
Nah, kita bisa
mengumpulkan foto-foto lama untuk dijadikan scrapbook. Keren loh kalau kita
bisa merangkai kenangan dalam scrapbook karena sekaligus kita bisa menuangkan
kreativitas desainnya. (KOMPAS/SUSIE BERINDRA)
sumber: kompasmuda.com
Posting Komentar