Dr. Eng. Syafrizal, S.T, M.T sedang memaparkan materinya @Yudha Kurniawan |
Banda
Aceh, IndustrialTimes.net – Kuliah
tamu kembali diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTP) pada 31 Oktober 2013 di Balee Keurukon FT Unsyiah. Kuliah ini diisi
oleh pembicara-pembicara yang handal dan sudah berpengalaman di bidang
tambang, salah satunya Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Eng. Syafrizal, S.T., M.T..
Melihat besarnya potensi
sumber daya mineral yang ada di Indonesia, khususnya di Aceh, menjadi alasasan
awal Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTP) Unsyiah untuk kembali
mengadakan kuliah tamu mengenai pertambangan umum. Kuliah yang juga bertujuan
untuk menambah wawasan mahasiswa ini selain dihadiri oleh ketua jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Eng. Syafrizal, S.T., M.T.
juga dihadiri oleh Ir. Mahdinur, Kepala Bidang Pertambangan, Mineral, dan Batu Bara Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh.
Kuliah yang dilaksanakan diikuti
oleh mahasiswa program studi S1 Teknik Pertambangan dan beberapa tamu undangan
yang berasal dari berbagai program studi.
Dalam materi yang
disampaikan oleh Syafrizal, sering disinggung mengenai prinsip good mining practice (penambangan yang
baik dan benar). Seyogyanya prinsip inilah yang harus selalu diterapkan oleh
para penambang di manapun lokasi penambangan berada. Tak lepas dari itu, dalam
suatu penambangan, keselamatan kerja juga sangat diutamakan. “Dulu orang-orang
berjuang untuk mati, tapi sekarang tidak ada yang mau lagi”, ujar ketua jurusan
Teknik Pertambangan ITB.
Terlepas dari itu, banyak
tantangan yang dihadapi dalam suatu operasi penambangan di antaranya kapasitas
produksi yang semakin besar, konservasi sumber daya dan cadangan, dan
masyarakat anti-tambang. Tantangan yang ketigalah yang menjadi pembicaraan hangat
oleh Mahdinur dalam kuliah tamunya.
Beliau mempertanyakan, "Apakah
mereka (red : masyarakat anti-tambang) tidak menyadari jika barang-barang yang
ada di sekitar mereka itu berasal dari hasil tambang? Bahkan sering digunakan
dan dibawa kemanapun ia pergi". Jika kita perhatikan, memang kita ini tidak jauh
dari barang yang mengandung mineral hasil tambang, contohnya saja perhiasan,
jam tangan, handphone, kendaraan, dan
lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri, cukup
besar potensi sumber daya mineral dan batu bara. Misalnya saja potensi batu
bara yang berada di Aceh (Meulaboh), Kalimantan (Barito, Pasir, Kutei, Berau,
Tarakan), Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan. Begitu juga dengan potensi
nikel yang tersebar di Sulawesi tepatnya di Soroako dan Maluku Utara
(Halmahera). Selain itu, masih banyak potensi sumber daya mineral dan bahan
galian yang masih tersimpan di dalam bumi pertiwi ini. Reza Saputra
Posting Komentar