![]() |
Suasana orasi ilmiah @T. M. Hadi/IndustrialTimes.net |
Untuk mendukung jalannya acara ini, kegiatan perkuliahan di kampus Teknik difokuskan ke acara orasi ilmiah yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, sehingga diharapkan semua mahasiswa dapat menghadiri orasi ilmiah tersebut. Acara yang mengusung tema "Meningkatkan Daya Saing Aceh dengan Penguatan Inovasi dalam Mengisi Pembangunan Nasional Berkelanjutan" ini disambut antusias oleh mahasiswa Teknik. Gemuruh suara mahasiswa ketika menyanyikan Mars Teknik membuktikan bahwa nyaris seluruh gedung dipenuhi dengan mahasiswa yang bersemangat mengikuti orasi ilmiah ini.
Daya Saing
Bapak Prof. Dr. Zuhal Abdul Qadir,
M.SC.EE sebagai pemateri menyampaikan bahwa Indonesia harus segera memulai
untuk membangun ekonomi yang tidak hanya berbasis pada sumber daya alam saja,
namun harus berbasis pada inovasi. Sebagai negara yang terpilih menjadi anggota
G20 dan MIST (Mexico, Indonesia, South Korea, and Turky), Indonesia harus mampu
melihat dan memanfaatkan peluang ini. Namun, daya saing masyarakat Indonesia
yang masih kalah jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.
Hal ini menjadi suatu kendala yang
dapat berakibat fatal untuk perkembangan ekonomi Indonesia karena kemungkinan
perekonomian kita akan dikuasai oleh investor asing. Maka untuk menyiasatinya,
sebaiknya penerapan kegiatan inovasi di Indonesia dilakukan dalam dua wahana
klaster inovasi, yaitu Klaster Inovasi Unggulan Nasional yang bertujuan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan daya saing bangsa, dan Klaster
Inovasi Unggulan Daerah yang bertujuan untuk pemerataan kesejahteraan ekonomi
di seluruh daerah.
Aceh sebagai Pelopor Budaya Inovasi
di Indonesia
Kepada Industrial Times, Prof. Dr.
Zuhal Abdul Qadir, M.SC.EE mengatakan bahwa potensi Aceh sebagai pelopor budaya
inovasi di Indonesia sangatlah besar. Karena Aceh adalah daerah yang paing siap
untuk melakukannya. Aceh sudah memiliki konsep, dukungan ABG (Academic,
Bussiness, Goverment), dan Investor. Maka Aceh berpotensi menjadi ujung tombak
inovasi di kawasan Sumatera.
Ir. Jusman Syafi’ie Djamal, mantan
Menteri Perhubungan Indonesia yang juga putra Aceh kelahiran Langsa
mengatakan, “Potensi di Aceh yang terbesar untuk menjadi produk unggulan
daerah adalah dari segi perkebunan seperti kelapa sawit, karet dan kopi. Sudah
kita ketahui bersama, kopi Aceh sudah mendunia. Selain itu kita harus menjaga
hutan Leuser sebagai cadangan makanan dan obat-obatan dimasa depan. Karena di
prediksikan, kedepan, dunia akan mengalami krisis makanan, energi, dan air.
Masyarakat Aceh yang memiliki kehidupan sosial tinggi, budaya inovasi
diharapkan dapat diterapkan dan mengangkat perekonomian masyarakat Aceh.”
Orasi Ilmiah sebagai Rangkaian Acara
Lustrum X Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ir.
Marwan, MT menyampaikan, “Alhamdulillah acara ini lancar. Semoga hadirin
yang berhadir hari ini, dosen, civitas akademika, alumni dan mahasiswa Teknik
bukan hanya semakin teguh kebersamaannya dalam rangkaian acara ulang tahun
ke-50 Fakultas Teknik, namun juga bisa bekerja sama, bahu-membahu menerapkan
dan merealisasikan orasi ilmiah yang disampaikan tadi untuk membangun Aceh.
Faktanya, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia adalah sekitar 175.000
orang/tahun, sedangkan saat ini yang tersedia hanya 35.000 lulusan/2010. Ini adalah
kesempatan emas bagi para mahasiswa teknik untuk menyiapkan diri denga
ketekunan, kedisiplinan, mengembangkan soft skill dan jiwa entrepreneur, serta
tetap bermoral dan berperilaku baik sehingga mampu bersaing dengan lulusan luar
negeri.” (rdl)
![]() |
Penyerahan cindera mata kepada pemateri @T. M. Hadi/IndustrialTimes.net |
Artikelnya sangat menarik (y)
BalasHapus