![]() |
Naskah Proklamasi. Foto: id.wikipedia.org |
Tidak terasa tahun 2013 sudah berjalan setengah tahun lebih.
Kini kita sedang menjalani bulan Agustus. Bulan Agustus berarti bulan yang
penuh semangat. Bulan Agustus adalah awal sejarah Indonesia ditorehkan sebagai
sebuah negara yang merdeka. 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan
Indonesia. Namun, selain perayaan dengan berbagai macam lomba, ada baiknya bila
kita mengenang kembali bagaimana perjuangan pendahulu kita untuk memerdekakan
bangsa Indonesia.
Perang Dunia II
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di
Hiroshima, sehari setelah itu BPUPKI yang kemudian berganti nama menjadi PPKI
di bentuk. Menyusul pada tanggal 9 Agustus 1945 bom kedua dijatuhkan di
Nagasaki. Indonesia yang saat itu sedang dijajah Jepang memanfaatkannya untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945 pula Panglima
Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara memanggil tokoh-tokoh nasionalis
Indonesia seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, serta Radjiman Wediodiningrat
agar datang ke Vietnam untuk membicarakan kapan proklamasi kemerdekaan
Indonesia dan batas-batas wilayah Indonesia. Saat itu, proklamasi kemerdekaan
Indonesia disepakati pada tanggal 24 Agustus 1945.
Namun tokoh pejuang bawah tanah Indonesia, terutama Sutan
Syahrir telah mendengar terlebih dahulu berita perihal Jepang yang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 melalui siaran radio
BBC. Hal ini mendorong para pejuang Indonesia untuk proklamasi kemerdekaan
Indonesia dilakukan secepat mungkin tanpa campur tangan pihak Jepang agar
membuktikan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah perjuangan sendiri dan bukan
pemberian Jepang.
Rengasdengklok
Para pemuda Indonesia kemudian menemui Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta untuk mendesak mereka segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Namun Ir. Soekaro dan drs. Moh. Hatta tidak mau mengabulkannya
karena ingin mengikuti rapat PPKI terlebih dahulu. Pemuda saat itu tidak putus
asa, mereka mengadakan rapat dan memutuskan bahwa proklamasi harus dilakukan
pada 16 Agustus 1945.
Namun baik Ir. Soekarno maupun Drs. Moh. Hatta tidak ada
yang mau melaksanakannya. Bahkan Ir. Soekarno sempat mengalami debat panjang
dengan pemuda. Menghadapi situasi ini, pemuda memutuskan untuk menculik Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Fatmawati, dan Guntur Soekarno Putra pada 16 Agustus
1945 pada pukul 04.00 WIB dan membawa mereke ke Rengasdengklok karena dirasa
tempat itu yang paling cocok dan aman pada saat itu. Akhirnya, melalui
pembicaraan antara Shodanco Singgih dengan Bung Karno, beliau mau
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia saat kembali ke Jakarta.
Malam 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB rombongan
Soekarno-Hatta menuju Jakarta dengan janji akan memproklamasikan kemerdekaan
esok hari. Maka setelah sampai di Jakarta, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Achmad Subardjo menyusun kalimat proklamsi yang diketik ulang oleh Sayuti
Melik.
Pembacaan Teks
Proklamasi
Awalnya, pembacaan teks proklamasi direncanakan dilakukan di
Lapangan Ikada. Namun karena lapangan tersebut telah dipenuhi tentara Jepang,
maka lokasi dipindahkan di kediaman Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur
Nomor 56 Jakarta. 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB kedua pemimpin Indonesia, Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berdiri dihadapan pemuda untuk membaca teks
proklamasi. Setelah tesk proklamasi dibacakan, dilanjutkan dengan pengibaran
bendera sang Saka Merah Putih dan ketika bendera sudah berkibar, para hadirin
spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman.
Penyebaran berita pembacaan teks proklamasi dilakukan
melalui radio, walau dihalang-halangi oleh pemerintah Jepang karena dianggap
tidak mengikuti prosedur, para pemuda tidak menyerah dan melakukan berbagai
cara untuk menyiarkannya. Selain itu, penyebaran alternatif juga dilakukan melalui
pamflet, spanduk, poster, dan pengeras suara.
Melihat perjuangan pendahulu kita yang begitu sulit
memerdekakan Indonesia, maka sebaiknya kita kini ikut berjuang pula. Bukan
dengan cara seperti mereka hingga menculik pemimpin. Namun kita memiliki cara
yang lebih mudah dan efektif saat ini. Belajarlah dengan giat dan rajin
kemudian abdikan ilmu kita untuk kesejahteraan bangsa. Maka kemerdekaan
Indonesai yang sudah menginjak usia 68 tahun ini tidak sia-sia dan Indonesia
bisa terus diakui dunia sebagai negara yang Merdeka secara keseluruhan. Tidak
hanya statusnya, namun juga pendidikan, sosial, dan ekonominya. (ind/rdl)
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai nusantara indonesia.Benar benar bermamfaat dalam menambah wawasan kita mengenai indonesia Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Indonesia yang bisa anda kunjungi di Informasi Seputar Indonesia
BalasHapus